Yuk Kenali Ciri-ciri Sperma yang Tidak Normal
Betapa pentingnya fungsi sperma dalam sebuah proses kehamilan. Sehingga,  kelainan pada sperma dapat mengakibatkan terganggunya fungsi reproduksi  pria. Kasus-kasus yang banyak terjadi pada pria adalah:
1. Jumlah Sperma.
Cairan yang dikeluarkan pria pada saat ejakulasi sewaktu senggama  disebut cairan semen. Volume normal cairan semen sekitar 2-5 ml. "Cairan  semen ini berwarna putih mutiara dan berbau khas langu dengan pH 7-8,"  papar dr. Bowo. Nah, volume cairan semen dianggap rendah secara abnormal  jika kurang dari 1,5 ml. Volume semen melebihi 5 ml juga dianggap  abnormal.
sperm-count Dalam cairan semen inilah jumlah spermatozoa merupakan  penentu keberhasilan memperoleh keturunan. Yang normal, jumlah  spermatozoanya sekitar 20 juta/ml. Pada pria ditemukan kasus spermatozoa  yang kurang (oligozoospermia) atau bahkan tak ditemukan sel sperma sama  sekali (azoospermia).
Kecuali sel-sel spermatozoa, dalam cairan semen ini terdapat zat-zat  lain yang berasal dari kelenjar-kelenjar sekitar reproduksi pria.  Zat-zat itu berfungsi menyuplai makanan dan mempertahankan kualitas  spermatozoa sehingga bisa bertahan hidup sampai masuk ke dalam saluran  reproduksi wanita.
2. Kelainan Bentuk (Morfologi).
Sperma yang normal berbentuk seperti kecebong. Terdiri dari kepala,  tubuh, dan ekor. Kelainan seperti kepala kecil atau tak memiliki ekor  akan mempengaruhi pergerakan sperma. Ini tentu saja akan mempersulit sel  sperma mencapai sel telur.
3. Pergerakan Lemah.
Untuk mencapai sel telur, sel sperma harus mampu melakukan perjalanan  panjang. Ini pun menjadi penentu terjadinya pembuahan. Jumlah sel sperma  yang cukup, jika tak dibarengi pergerakan yang normal, membuat sel  sperma tak akan mencapai sel telur. Sebaliknya, kendati jumlahnya  sedikit namun pergerakannya cepat, bisa mencapai sel telur.
Kasus lemahnya pergerakan sperma (asthenozoospermia) kerap dijumpai.  Adakalanya malah spermatozoa mati (necrozoospermia). Gerakan spermatozoa  dibagi dalam 4 kategori:
a. Bergerak cepat dan maju lurus
b. Bergerak lambat dan sulit maju lurus
c. Tak bergerak maju (bergerak di tempat)
d. Tak bergerak.
Sperma dikatakan normal bila memiliki gerakan normal dengan kategori a  lebih besar atau sama dengan 25% atau kategori b lebih besar atau sama  dengan 50%.
Spermatozoa yang normal satu sama lain terpisah dan bergerak sesuai  arahnya masing-masing. Dalam keadaan tertentu, spermatozoa abnormal  bergerombol, berikatan satu sama lain, dan tak bergerak. "Keadaan  tersebut dikatakan terjadi aglutinasi," jelas Tri Bowo. Aglutinasi dapat  terjadi karena terjadi kelainan imunologis di mana sel telur menolak  sel sperma.
4. Cairan Semen Terlalu Kental.
Cairan semen yang terlalu kental mengakibatkan sel sperma sulit  bergerak. Pembuahan pun jadi sulit karena sel sperma tak berhasil  mencapai sel telur. Pada kasus normal, saat diejakulasikan, cairan semen  dalam bentuk yang kental akan mencair (liquifaksi) antara 15-60 menit.
5. Saluran Tersumbat.
Saat ejakulasi, sperma keluar dari testis menuju penis melalui saluran  yang sangat halus. Jika saluran-saluran itu tersumbat, maka sperma tak  bisa keluar. Umumnya hal ini disebabkan trauma pada benturan. Bisa juga  karena kurang menjaga kebersihan alat kelamin sehingga menyuburkan  kehidupan virus atau bakteri.
6. Kerusakan Testis.
Testis dapat rusak karena virus dan berbagai infeksi, seperti gondongan,  gonorrhea, sifilis, dan sebagainya. Untuk diketahui, testis merupakan  pabrik sperma. Dengan demikian kesehatannya harus dijaga. Soalnya,  testis yang sehat akan menghasilkan sperma yang baik secara kualitas dan  kuantitas.
Testis ini sangat sensitif. Mudah sekali dipengaruhi oleh faktor-faktor  luar. Jika testis terganggu, produksi sperma bisa terganggu. Mungkin  saat berhubungan, pria tetap mengeluarkan sperma. Hanya saja tanpa sel  sperma (azoospermia).

.jpg)
0 komentar:
Posting Komentar